Keagungan Lailatul Qadar



Salah satu dari sepuluh hari terakhir bulan ramadhan, disebut Lailatul-Qadar. Kata lail atau lailah, artinya malam hari; dan kata qadar, makna aslinya, ukuran. Tetapi, kata lailatul qadar biasa diterjemahkan oleh para ulama dengan sebutan "malam yang agung" atau "malam yang mulia". Dalam pandangan Islam, lailatul qadar merupakan satu malam kebahagiaan yang ditentukan Allah pada bulan Ramadhan untuk menunjukkan kebebasan dan keagungan bulan yang mulia ini.

Sebenarnya Islam tidak membenarkan adanya sistem pertapa, namun dalam sepuluh hari terakhir itu, kaum Muslim diizinkan untuk hidup seperti pertapa, yaitu dengan jalan mengurung diri di dalam masjid, dan menjauhi segala urusan duniawi (i'tikaf). Banyak sekali hadis yang menerangkan bahwa kaum muslim hendaklah mencari lailatul qadar di antara tanggal ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan (HR Bukhari) atau tujuh malam terakhir bulan itu (HR Bukhari). Menurut sebagian hadis, malam lailatul qadar ialah tanggal duapuluh lima, duapuluh tujuh atau duapuluh sembilan bulan Ramadhan.

Dari Ibnu Umar r.a. : bahwasanya beberapa ornag sahabat Nabi SAw melihat lailatul qadar dalam mimpi pada tujuh hari terakhir bulan Ramadhan. Kemudian Rasulullah SAW bersabda:"Diperlihatkan kepadaku kebenaran mimpi kalian, yaitu telah sesuai pada tujuh hari terakhir, Oleh karena itu, barangsiapa yang akan mencari malam tersebut, carilah pada tujuh hari malam terakhir." (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Muawiyah bin Abu Sufyan r.a., dari Nabi SAW, beliau bersabda tentang malam lailatul qadar:" Lailatul Qadar itu ialah pada malam keduapuluh tujuh." (HR Abu Dawud).

Para ulama memang berbeda pendapat mengenai jatuhnya lailatul qadar itu. Ada yang menyatakan pada malam ke-27 Ramadhan. Ada pula yang mengatakan pada malam-malam yang ganjil dari mulai tanggal 21 sampai tanggal 29. Dan ada pula yang mengatakan seluruh bulan Ramadhan adalah waktu untuk mendapatkan lailatul qadar itu, sebab kaum Muslim hendaknya beribadat setulusnya sepanjang masa bulan Ramadhan itu dengan tidak membedakan satu hari dan malam daripada hari dan malam yang lain. Dengan demikian, setiap hari pada bulan Ramadhan mempunyai arti yang tidak boleh diabaikan satu hari jua pun. Karena itu pula Allah hanya menyebutkan pada bulan Ramadhan Al-Quran itu diturunkan untuk tidak membedakan satu hari dari yang lainnya.

Tampaknya bagi kita tidak menjadi persoalan kapan lailatul qadar itu didatangkan ,tetapi yang penting adalah menanti kedatangannya pada setiap waktu dan mempersiapkan diri untuk itu. Tetapi kalau kita mengetahui - dengan izin Allah - akan malam lailatul qadar, maka Rasulullah menganjurkan agar kita berdoa. Berdasarkan hadis berikut:

Dari Aisyah r.a., ia berkata; saya bertanya: "Ya Rasulullah bagaimana kalau saya tahu akan malam lailatul qadar itu? Apa yang harus saya ucapkan pada malam itu?" Beliau bersabda: Ucapkanlah:
"Ya Allah, Engkau adalah pengampun, suka mengampuni, ampunilah hamba" (HR Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah dan Ahmad).

0 komentar:

 
davitblog awaspinter topkabar awasgila